"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Misil Rayuan
Berbekal sebatang korek, dinyalakan
Sebuah misil merah jambu
Kuarahkan tepat di satu titik
Hingga membakar habis
: Dada-dada merah mudamu
23.55 Desember 2008 hampir habis
Angka-Angka-Angka-Do'a
menebar percik-percik api, kembang bermekaran
Kuhitung bonggol - bonggol jagung
Dari muka-muka arang
Penyihir menyembur asap-asap bebal
Menebal semakin tebal...
Kembang-kembang do'a dari karung gembel
Apek dan kumal
Menadah remah sampah basah setahun kemarin
Langit serupa setapak lengang
Di antara kabut asap motor perempatan jalan
Tertunduk ujung ujung mesiu
Bersimpuh do'a yang tak juga tuntas
Meluncurkannya di pekat awan
Titik detik di jam dinding, lewatlah
Bulan pergi perlahan lewat sela-sela pagi
Angkapun meluruh seluruh, bersama darah
Penghujung 2008
Kacang Goreng (kakean Cangkem koyok Gogrokan koreng)
artinya. kebanyakan bicara seperti serpihan bekas luka koreng
Jancok...
Ini pinggang kumat encok
Cuma ngamen juga diusir
Klaksonmu teriak-teriak, dasar congok*
Kadal bunting, raja jalanan
Debu, asap, dan ludah bau
Digantang gantung
Lusuh mukamuka kami
Perempatan kota, lampu kelapkelip
Kau bilang digerus gembel
Tiang lampu cuil lagi, dikiloin
Nambal perut yang sudah lubang
Lalu kepala kami tetap didorr
Kere ini sengaja demo
Sandal tinggal sepasang
Beli barupun tak mungkin
Pelg kinclong, kaca ribben
Asu kirek...!!
Malah nylonong
*congok = idiot, tolol, bego.
Des 2008Jadilah Runtuh
Darimana mula lalu inikah ujung
Perempuan merangkul bulan mengisak perih
Puzzle puzzle telah disusun rapi
Tubuhnya lunglai, wajah bulan menampakkan seribu rupa Rama
Jadikan Shinta taruhan perang
Lelaki, itu justru meruntuhkannya lagi
Membakarnya pada segunduk sekam
: Sesengguk disulamnya
Sby, 23 Des 2008
Kematian di Sebuah Taman
Tanpa bau wangi yang terlalu
Kelopak tepi kuning keemasan
Di atas sana langit menjadi sehitamku
Kisah lalu merasuk rusuk
Gemuruh menjadi sedemikian sadis
Hingga ke ruang-ruang teduh
Ambang di batas anganmu
Ujung-ujung bibirmu merapal mantra memanggilku
Sedangkan kau bersembunyi pada tubuh yang sesungguhnya palsu
Aku hanya ingin membacamu, lantas mencoretkan sebait sajak
Yang tak pernah selesai kutulis
Dalam dadamu, dalam lelapmu dan dalam sejuta luka milikmu
Karna tubuhmu adalah taman gersang
Dengan dahan-dahan terlentang
Menyembahi kelopak-kelopak kusam
Tak perlu hitam membungkam kenangan pada hujan
Suara-suara menggaung, gemerisik dedaun kering
Itu saja pikirkan, aku adalah sebuah dendang di antara
Senja dan malam
Di sebuah taman gelap, kau lunglai menafkahi luka
Dengan lukisan hitam darah
Desember 2008
Hujan Tak Pernah Berhenti
Disebutnya Tirai tanpa jendela
Ia melebur searoma tanah
dingin yang sunyi
Demikian hari menyebutnya hujan
Titisan duka di ujung mata
Tanpa jendela ia membungkam senja
Tanpa waktu ia datang menggebu
Menganak genangan hitam
Pesakitan basah pada dinding suram
Sebuah pintu menggigil
Tibamu yang tak kunjung henti
Lumpuhkan cerita
Seharusnya berakhir bahagia
: Dan tangis adalah kau yang tak pernah berhenti
Sby Hujan, 7 Desember 2008
Semakin Bertanya
Menuju rindu, terlampau sepi
Lantas di mana folder musik jadul
Yang terdengar di stasiunstasiun kota
Juga derit[a] kereta lantunkan salam
Padamu yang selalu bertanduk
Benarkah ia...
Semacam kecubung
Candu cerita di sepanjang rel
Antara gubuk ringkih yang asik bergoyang
Ketika genggaman erat tak cukup
Hingga tubuhtubuh haus darah bergetar
: Semakin bertanya di sanakah tujuan
Sby, 4 Des 2008
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...