tag:blogger.com,1999:blog-374564242024-03-06T22:51:14.270-08:00Perempuan Menulis"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.comBlogger249125tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-86590364414128513432021-05-21T17:04:00.000-07:002021-05-21T17:04:07.608-07:00Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura<p>Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak</p><p>Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur</p><p>Tangan lainnya sedang menggenggam pelangi pesanan ibunya</p><p>Sambil bermain ia seringkali bertanya "Mau kemana bapak?"</p><p><br /></p><p>Lelaki kecil, hendak memulai perjalanan barunya</p><p>Di punggungnya ada tempurung besar</p><p>Ia simpan kenangan tentang ibu di sana</p><p>Ia biarkan punggungnya nanti akan diusap ibu dari belakang</p><p><br /></p><p>Tempurung besar di punggunnya ada semacam televisi</p><p>Ia bisa memutar kenangan ketika lahir dengan susah</p><p>Karena punggungnya yang bengkok</p><p>Karena tubuh mungilnya terlalu asik meringkuk di dalam perut ibu</p><p>Ia juga bisa melihat ketika ia dilemparkan ke langit</p><p>Bapak dan ibu bergandengan dengan bahagia</p><p><br /></p><p><br /></p><p>Tempurung besar di punggungnya menyimpan alat telekomunikasi canggih</p><p>Walau Ia tak berbicara, tapi ia sampaikan pesan kepada bahagia di masa lalu</p><p>Ia suka bernyanyi dalam bisu, membaca dalam diam</p><p><br /></p><p>Lelaki kecil berpunggung Kura Kura</p><p>Berlari kecil kesana kemari, menari bersama angin</p><p>Menangis lebih sering</p><p>Tapi Ia tak mau lagi bertanya </p><p>:"Aku Mau Kemana, Bapak?"</p><p><br /></p><p>Sby, 22 Mei 2021</p><p> </p>Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-33688807621640554562021-05-21T16:50:00.000-07:002021-05-21T16:50:03.383-07:00Janji di Selembar TissueKau sempat tuliskan janji <div>di selembar tissue </div><div>Lantas diselipkan </div><div>di bawah gelas minumanku </div><div><br /></div><div>Sebelum musik terakhir dimainkan </div><div>langkah pergimu begitu tergesa</div><div>
</div><div>Basah.. tinta memudar </div><div><br /></div><div>Dadamu serupa mendung </div><div>Matamu dirubung kalut </div><div><br /></div><div>Apa yang bisa ku baca </div><div>selain gurat punggungmu </div><div><br /></div><div>Dan sisa tangis yang menggantung </div><div>di ujung-helai rambutku </div><div>Di lembar tissue yang membubur </div><div><br /></div><div>: tersisa aku saja </div><div><br /></div><div><br /></div><div> Sby, 8 Juli 2009</div>Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-17660895407052915922021-05-21T16:49:00.001-07:002021-05-21T16:49:26.219-07:00Ketika Kita Tak lagi Kecil dan Lucu: Doni & Cessa<div><br /></div><div>Seberapa sering kau pulang </div><div>Menggedor pintu rumah </div><div>Bermanja pada belaian Ibu </div><div><br /></div><div>Akh… adikku sayang </div><div>Rumah seperti penampungan sepi </div><div>Tidak lagi ada peluk rindu </div><div><br /></div><div>Kita terlalu sibuk berlarian </div><div>Jendela terbuka </div><div>Angin menyusup begitu dingin </div><div>Merasuk diam-diam di dada Ayah Ibu </div><div><br /></div><div>Mengapa kau sibuk menangis di depan pintu </div><div>Tangan keriput mereka, ingin usap airmatamu </div><div>Juga ingin menggendongmu, </div><div>Dengan selendang batik lapuk </div><div><br /></div><div>Masuklah…. </div><div>Pada album potret kenangan </div><div>Masih ingat dulu </div><div>Kau berlarian di taman kota kecil </div><div>Sesekali berhenti minta disuap </div><div>Nasi berlauk telur juga kecap </div><div>Coba tengok sejajar nama panjang </div><div>Yang bangga kita pamerkan </div><div><br /></div><div>Ada do'a terselip di sana </div><div>Yang terus berdengung sampai </div><div>Kita tak lagi menjadi bocah kecil </div><div><br /></div><div>Apakah ini cukup? </div><div>Dan aku menulis ini </div><div>Sembari mengusap perih pipi </div><div>Ada kenangan kecil </div><div>Yang mungkin lupa kau ingat lagi </div><div><br /></div><div>Surabaya, 9 Januari 2010</div>Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-77736794347447963872020-12-21T05:30:00.009-08:002021-05-22T00:30:40.347-07:00Dunia Bermain<p>Aku mencongkel bola mata menjadi sebutir kelereng</p><p>Kemudian aku gelindingkan di atas pusar ibu</p><p><br /></p><p>"Ibu, bermainlah sebentar bersamaku"</p><p>Kemudian ibu, menarik sebelah telinganya</p><p>menjadikan selembar uang-uangan </p><p>kemudian uang itu ditukar dengan sepatu Ayah</p><p><br /></p><p>Sepatu ayah, aku sembunyikan di dalam lemari es</p><p>"Ayah, temani aku mengerjakan tugas sekolah"</p><p>Ayah melepas telapak kakinya</p><p>kemudian dijadikannya perahu kecil</p><p><br /></p><p>Telinga ibu hilang satu, tapi bisa mendengar isakku</p><p>Telapak kaki ayah tak bisa menjejak, tapi bisa mengejarku</p><p>Aku bermain menuju ke pantai, menuju laut menaiki perahu</p><p><br /></p><p>Kata kata biasa bermain sendiri, sesekali bermain dengan aku atau kau</p><p>Dunia kata adalah taman bermain, hanya saja terlalu serius</p><p><br /></p><p>Surabaya, 21 Des 2020</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p><br /></p>Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-5577020069189511312020-08-24T17:04:00.001-07:002021-05-21T17:08:07.143-07:00Seharusnya<p>Kepada Cinta</p><p>Yang kau gantungkan dipundakmu</p><p>Mengapa tak kau turunkan Sejenak</p><p><br /></p><p>"Bukankah arus sungai tak pernah berhenti berlari"</p><p>Ucapmu pada cuaca yang bisu</p><p><br /></p><p>Maka begitulah derita, yang tak bisa dihela</p><p>Bukan hanya debu sementara</p><p>Ia akan sertai kemana saja nafasmu mengudara</p><p><br /></p><p>25 Agustus 2020</p>Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-4510221134614588242017-09-29T04:28:00.001-07:002017-09-29T04:28:17.555-07:00Selalu ada jalan menuju pulang<div data-contents="true">
Berliatan jejak menuju entah<br />Tersesat di ruang bayang bayang<br />Bersembunyi dari terik<br />Kemudian berlari sambil mencaci<br /><br />Jalanan besar dengan beriburibu mata kaki<br />Raksasa besi beroda-roda besar melintasi<br />Tak ada petunjuk kembali pulang<br />Hanya papan petunjuk yang begitu kusam<br /><br />Masa berlalu sedemikan larut<br />Lampu jalan setia di sepanjang perjalanan<br />Masih tak juga bertemu penunjuk pulang<br />Sedangkan angan begitu letih<br /><br />Diam menunggu dipersimpangan<br />Ke arah kiri, rapat<br />Ke arah kanan, padat<br /><br /><br />Kebetulan tak datang berkali-kali<br />Klakson mendera dari kejauhan<br />Membawa lari banyak kenangan<br />Hingga tercecer di jalanan<br />Ikut berlari hingga ku temukan jejak<br /><br />:Menuju arah pulang<br /><br />Surabaya, 29 sept 2017</div>
Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-49800361408978654112017-05-30T00:33:00.000-07:002017-05-30T00:33:31.482-07:00....................<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="3ou1f-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3ou1f-0-0">
<span data-offset-key="3ou1f-0-0"><span data-text="true">Bagaimana bisa aku bercakap-cakap</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="c66jr-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="c66jr-0-0">
<span data-offset-key="c66jr-0-0"><span data-text="true">sedangkan ruangan ini begitu kecil</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="dt0l7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="dt0l7-0-0">
<span data-offset-key="dt0l7-0-0"><span data-text="true">dan kau melayang-layang di luar sana</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="c95uh-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="c95uh-0-0">
<span data-offset-key="c95uh-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="a4g5m-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="a4g5m-0-0">
<span data-offset-key="a4g5m-0-0"><span data-text="true">Bagaimana aku membagi cerita</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="3at2m-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3at2m-0-0">
<span data-offset-key="3at2m-0-0"><span data-text="true">Sedangkan kau bersedekap </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="c1cai-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="c1cai-0-0">
<span data-offset-key="c1cai-0-0"><span data-text="true">tersenyum dan tetap berdiam </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="bnlms-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="bnlms-0-0">
<span data-offset-key="bnlms-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="qnrn-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="qnrn-0-0">
<span data-offset-key="qnrn-0-0"><span data-text="true">Bagaimana berguru, bertanya, atau sekedar bersapa</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="6c3nu-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="6c3nu-0-0">
<span data-offset-key="6c3nu-0-0"><span data-text="true">Karena aku hanya punya secuil kenangan </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="2rt0p-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9473i-0-0">
<span data-offset-key="9473i-0-0"><span data-text="true">Lelucon yang giris, ilmu yang tipis</span><br /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="20iv2-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="20iv2-0-0">
<span data-offset-key="20iv2-0-0"><span data-text="true">Bagaimana aku menahan tangis</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="27f2v-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="27f2v-0-0">
<span data-offset-key="27f2v-0-0"><span data-text="true">Perjalananmu sudah lama terhenti<br />Dan apa yang kau sisakan <br />Tak juga menjadi jalanku</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="aqb0k" data-offset-key="1froi-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1froi-0-0">
<span data-offset-key="1froi-0-0"><span data-text="true"><br /></span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1froi-0-0">
<span data-offset-key="1froi-0-0"><span data-text="true">Sby, 30 Mei 2017</span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1froi-0-0">
<span data-offset-key="1froi-0-0"><span data-text="true">utk Guru, Kawan, Kakak, yang tak pernah lelah berada di medan laga.<br />30 Mei 2017, alm. Fahrudin Nasrulloh</span></span></div>
</div>
Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-69077941563548648532016-01-05T18:44:00.003-08:002016-01-05T18:44:49.264-08:00Wi.. Semua tentang sebuah TandaWi..<br />
aku biarkan jengkal jarimu<br />
hitungi bias luka sukaku<br />
<br />
Wi.. <br />
Ada juga sisa jejak darah <br />
petualang bengal<br />
juga suara parau bibir resah<br />
<br />
Aku biarkan kau mandikan tubuhku<br />
dengan uap aroma malam<br />
Hingga aku jenak memuara <br />
di matamu yang sepi<br />
<br />
Wi..<br />
ada detak berlarian di halaman rumah tepiku<br />
ketika kau melempar ranting pohon mangga<br />
<br />
Dan keesokan pagi kutemukan tetes embun<br />
berwarna biru rindu<br />
Di jendela rumahku <br />
<br />
secuil tandaMu kah itu?<br />
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-10401043385323501702013-06-10T00:51:00.003-07:002016-01-05T18:41:09.803-08:00Kupu-kupuYang dinyanyikan malam, penat<br />
Yang disimpan suram bulan, resah<br />
Satu luka, seribu cerita dan empat cangkir kopi<br />
<br />
Memadu gelak dan kecup kenang<br />
Cerita tentang masa lalu, yang tak berkesudah <br />
<br />
Kupu-kupu merobek kepompong<br />
ia jatuh terlelap, rebahkan sayap yang basah<br />
<br />
Apa yang kau simpan di nada minormu?<br />
<br />
sby on the road, 8 Juni 2013Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-89977922828719480682013-06-10T00:47:00.001-07:002013-06-10T00:48:02.319-07:00Di Suatu MalamKusesap kembali candu malam<br />
di antara deru sepi, yang lama menepi<br />
<br />
Ada sapa rindu, perempuan bersuara perdu<br />
menelusuri kabar dari sisa debu di helai daun kering<br />
<br />
Sisa riuh, merendah di grobak warung kopi<br />
lelaki tua menyibak trotoar, menghentikan tawa sendawa<br />
menatap dengan wajah tertunduk begitu dalam<br />
<br />
Dusta - dusta lusuh di tubuhnya, melekat<br />
seperti aroma apek di kemeja berwarna kusam<br />
Ada cerita letih di kehidupannya<br />
<br />
Juga ada siluet lelaki terbelah bulan<br />
Apa kabarmu, Mei?<br />
<br />
Sby on the road, 8 Juni 2013<br />
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-11210613079237263382013-06-07T01:44:00.005-07:002017-09-29T04:28:51.996-07:00Tak.. Tak.. Tak.. Tak..Kepada Sahabat Baikku<br />
Fahrudin Nasrulloh<br />
<br />
Tak.. Tak.. Tak... Diam<br />
Terbata Kata<br />
Dalam isak yang sepi <br />
<br />
Aku digulung kabar mendung<br />
Ditengah detik yang berlarian<br />
Ditengah kabar<br />
<br />
Tak.. Tak.. Tak.. Selesai<br />
<br />
Tak.. Tak.. Tak... Sempat<br />
Maaf tersampaikan<br />
Salam terlempar jauh<br />
<br />
Enggan, tinggal tersumpah serapah <br />
Pergimu, meninggalkan barisan kalimat<br />
Tak sempat jua ku tengok saat terakhir<br />
<br />
Penyesalan menjeda<br />
Tak.. Tak.. Tak...<br />
Tak.. Tidak.. Tak.. Tidak..<br />
<br />
Memungkiri adalah sia-sia<br />
Pesanmu akan tetap terkenang<br />
"Menulislah, walau hanya sebait"<br />
<br />
Tak.. Tak.. Tak...<br />
Tak ku hirau saat itu<br />
Sungguh aku enggan berjanji padamu, kawan.<br />
<br />
Tak ada satu kalimat terselesaikan untukmu<br />
Tak.. Tak.. Tak.. Tidak.. Tak.. Tak... Tidak..<br />
<br />
Hanya keikhlasan yang sanggup kupersembahkan<br />
Untukmu<br />
<br />
<br />
Surabaya, Juni 2013 <br />
<br />
<br />
<br />
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-72989683862330672552012-08-11T13:07:00.004-07:002012-08-11T13:07:52.612-07:00Waktu Berlibur<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
Gunung terpecah, dadanya terpanggang</div>
<div class="MsoNormal">
Yang Ia persenjatai hanya kepala dengan sorban
abu-abu</div>
<div class="MsoNormal">
Sedangkan dadanya kering, kosong melompong</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ini hari, bendera meliuk setengah enggan</div>
<div class="MsoNormal">
Angin sejenak diam, memata-matai sore yang hendak berpergian</div>
<div class="MsoNormal">
Perempuan mengendarai selendang, serupa bidadari </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Angka di baris terakhir didinding lembab itu, Merah. </div>
<div class="MsoNormal">
Waktunya menulis sebuah catatan perjalanan </div>
<div class="MsoNormal">
dan membujuk angin agar tidak mengajak hujan</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ia lelaki, menunggu tubuh perempuan. </div>
<div class="MsoNormal">
Di depan pintu pabrik sepatu yang lama kosong</div>
<div class="MsoNormal">
Dipertigaan lampu merah</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Debu dan rok merah mini yang terusil siul</div>
<div class="MsoNormal">
Lelaki memain-mainkan roda belati</div>
<div class="MsoNormal">
Mendorong semesta, berdo’a</div>
<div class="MsoNormal">
Jatuhkan ia…</div>
<div class="MsoNormal">
Jatuhkan ia…</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perempuan pemanggul Bumi</div>
<div class="MsoNormal">
Seharusnya pergi berlibur, ketika waktu setengah berlari</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kenapa kau masih saja sibuk?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sby, 12 Agustus 2012</div>Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-33377441994875288642012-02-28T02:07:00.003-08:002012-02-28T02:11:28.701-08:00(Sedang) Tidak MenulisAku tidak Menulis<br />Bukan karena aku kehilangan kata-kata<br /><br />Aku tidak Menulis<br />Bukan karena aku bosan melukis di atas kanvas<br /><br />Aku tidak Menulis<br />Bukan tidak ada lagi berita yang ingin ku ceritakan<br /><br />Aku tidak Menulis<br />Bukan karena kehabisan tinta atau kehilangan pena<br /><br />Aku... Sedang... Tidak.. Ingin... Menulis<br />HANYA karena<br /><br />Tanda dan Makna <br />kabur<br /><br /><br />Tempat kerja, 27 Februari 2012Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-42424139668510772452011-09-13T00:04:00.000-07:002011-09-13T00:07:18.661-07:00Perempuan dengan Punggung yang Menunggu:Dua perempuan<br /><br />Ini tak sekedar tentang arus kali<br />Yang diam ditelan gejolak<br /><br />Juga bukan cerita tentang kail<br />Menjuntai-juntai di jembatan rolak<br /><br />Ini hanya tepian seperti itu, pasang surut yang hiruk pikuk<br />Yang sesekali sunyi, sajak ini bukan sekedar tentang peluk<br /><br />Ini hanya sepahat cerita<br />Tentang perempuan dengan punggung, menunggu<br />Tentang luka yang terkadang meraung<br />Juga sore gagu yang dihantam berkali-kali<br /><br />: Dengan rasa rindu<br /><br />Surabaya bisu, 13 september 2011Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-38828770166317085452011-08-12T14:03:00.002-07:002011-08-12T14:04:11.843-07:00Menyulut SahutBatu-batu kecil, biarkan tubuhku menyusup menjadi udara
<br />Udara melayang-awang biarkan menjadi embun-embun basah
<br />Embun biarkan aku menyusup diantara bulir yang gemeretak
<br />
<br />: Dingin
<br />
<br />Dingin suarakan gigil di gendang telingaku
<br />Telinga biarkan terdengar
<br />
<br />yang kau dengar
<br />yang pergi menjauh
<br />
<br />: di titik- titik Riak
<br />
<br />Surabaya, Feb - Agust 2011
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-46733041465852480452011-08-12T14:03:00.001-07:002011-08-12T14:03:42.291-07:00Terkejar atau SejajarSelalu ada yang ingin sejajar
<br />Curang, kau bungkam waktu
<br />Mengunduh bingar dari tiap detik
<br />
<br />Sudahkah, mendengar yang ingin kau dengar
<br />
<br />Jejak- sejenjang di robek prasangka
<br />Tak selalu, kesepian hanya milik luka
<br />
<br />Kau dan ia saling mengejar
<br />Berlarian ke kanan memotong arah lajumu
<br />Kau lari ke kiri membuat silangan garis
<br />
<br />Bertemu pada persimpangan
<br />
<br />Brakkkk....
<br />Tubuh bertemu lumpuh
<br />Saling menumpu, rubuh
<br />
<br />Surabaya, Okt 2009 - Agust 2011
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-91271151490097826292011-08-12T14:02:00.000-07:002011-08-12T14:03:01.241-07:00Sebuah Kabar RahasiaKenapa berahasia, jika itu hanya sia-sia
<br />Menyimpan simpul hingga berkarat usia
<br />
<br />Tangisi cerita yang kau anggap sepi
<br />Padahal diubun-ubunmu, memutar hingar musik
<br />
<br />Apa yang kau dengar?
<br />Jika luka, amarah, tawa, dan sekedar rasa senyap
<br />Kau bawa dalam tidurmu
<br />
<br />Kau tak pernah tahu
<br />Kenapa tanda tanya selalu membawa titik
<br />Kau tak pernah tahu
<br />Kenapa hitungan sajak-matematik begitu rumit
<br />
<br />Bukankah udara begitu pasrah menghabisi diri
<br />Di liarnya arus, di rodaroda mesin, di selasela nasib,
<br />
<br />Bahkan diam-diam menyusup di liang telinga.
<br />Menjadi bisik yang sepi,
<br />Yang tak terdengar sesiapa atau apa yang lain.
<br />
<br />Tapi ia tak sekedar menjadi bisik yang berisik
<br />
<br />Sungguh, kerinduan datang
<br />Hanya sewaktu-waktu
<br />
<br />Kalau begitu biarkan saja pertanda menjadi
<br />Rahasia di halaman berikutnya
<br />
<br />Surabaya, Juli – Agust 2011
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-57163775753570296302011-08-12T14:01:00.000-07:002011-08-12T14:02:20.330-07:00Pelajaran KesekianBelajar menjadi batu
<br />Berguru pada musim
<br />
<br />Mencatat sepi yang telah bernama
<br />: Kau
<br />
<br />Pada lipatan halaman
<br />tak terbaca
<br />tak teraba
<br />tak tereja
<br />
<br />Waktu membiru, tundukkan kertas juga pena
<br />Seumpama nada pada kata tersusun
<br />
<br />Alunkan suara paling hening, paling bening
<br />Dari kesenyapan di sebuah kota
<br />
<br />Surabaya, waktu entah 2010-2011
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-51051469458145296852011-08-12T14:00:00.000-07:002011-08-12T14:01:46.200-07:00Sampur Bapak
<br />:Budi Palopo
<br />
<br />Dalam gendongan langit
<br />Aku meringkuk dalam jaritmu
<br />
<br />Aku tak lagi takut membidik titik jauhMu
<br />Karena Ia tak peduli suara parau tangis
<br />
<br />Timang aku, si anak angin
<br />Menyusu pada merah darah matahari
<br />Meracau di tengah amuk pusaran bumi
<br />Menari menggenggam selendang wungu
<br />
<br />Tarian katamu, seperti sesumbar
<br />Yang diterbangkan ke atas langit
<br />
<br />Timang aku, pak
<br />Tambatkan sampurmu, padaku
<br />Agar kematian tak lagi membauiku
<br />
<br />Agar sengau - lenguh mencipta
<br />Sajak buta-tuli
<br />
<br />Hampir Shubuh, 18 Juli 2010
<br />Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-17178847697617846032011-07-28T02:04:00.000-07:002011-07-28T02:10:08.281-07:00Di Sebuah Mata: Maksim-Hana's eyes<br /><br /><br />Kau biarkan nada-nada itu<br />Berceceran di partitur-partitur tua<br /><br />Nada hening dari sepasang mata<br />Puzzle berantakan bergambar d-u-k-a<br /><br />Tentang sebuah kata miskin<br />Tentang sebuah kata sakit<br /><br />Tentang sebuah damai, yang alpha<br />Tentang nikmat surga, yang sengaja dilupa<br /><br />Lagu itu berkumandang<br />Memukul perlahan<br />Di dada baja pemuja<br /><br /><br />Tulis saja dengan pedang<br />Sebagai persembahan<br /><br />Terima Kasih, Itu Saja<br /><br />Surabaya, 28 Juli 2011Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-83642991353363242842011-04-18T10:03:00.000-07:002011-04-18T10:14:03.949-07:00Mata Uang, dan MataMu<span style="font-style:italic;">Jika aku hanya punya koin dengan salah satu sisi tergambar mataMu dan satunya kosong.<br />maka suatu hari aku akan menenggelamkan mataku di salah satu sisinya, agar dapat memunggungi mataMu</span><br /><br />Aku masih berjalan<br />Bersilangan dengan waktu<br />Dengan kepala celengan <br />Berbentuk ayam<br /><br />Yang selali berkokok nyaring <br />setiap koin-koin jatuh didasarnya<br /><br />Mata Uangku tak bermata ganda<br />Salah satunya memercing mataMu<br />Satu sisinya kosong<br /><br />Nanti ku ukir jika kepalaku<br />Telah terlepas dari porosnya<br />Lantas menggelinding sendiri<br />Sambil menghisap sebatang rokok<br />Di tepi bibirku<br /><br />Tentu saja sambil menggumamkan namaMu<br />Karena mataMu selalu memata-mataiku<br />Pasti..<br /><br />Surabaya, 19 april 2011Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-91095966960275656982011-04-10T01:50:00.000-07:002011-04-10T02:05:20.474-07:00SiluetMungkin kau adalah segelintir pejalan<br />Yang memuja kabut nan pekat<br />Menjarah rimba di hitamnya malam<br /><br />Tubuh khas berhias siluet<br />Terbungkus rindu <br /><br />Suara mendung yang menggelegar<br />Adalah pertanda berliaran <br /><br />Lembar demi lembar kenangan<br />Diberinya waktu meneduh<br /><br />Berteduh? dan aku memanggulnya<br />Pada kesekian cerita yang lewat<br /><br />Lelaki pembelah bulan<br />Dengan tajamnya sepi<br /><br />Di bawah ketiak pepohonan<br />Lantas kau menyusu pada ibu musim<br /><br />Sungguh, ternyata mengeja kau<br />Tak perlu serumit mengeja puisi<br /><br />:Lelaki dalam Tempurung Bulan<br /><br />Surabaya, 10 April 2011Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-53093983512627796572011-03-04T22:24:00.000-08:002011-07-27T22:53:36.779-07:00Mengecap katamu: Joko bibit <br /><br />Kau bilang muda bergolak<br />Digelontor syahwat keliaran<br /><br />Lantas aku menenggaknya perlahan<br />Seperti pecandu menggelegak alkohol<br />Dari bibir botol yang retak<br /><br />Yang muda yang bercerita, <br />garami nafsunafsi jadilah luka <br />Tak terpahami, gemuruh darah dalam batinmu <br />Kaum tetua pemuja patung semedi<br /><br />Sekecap kata kalah di bibirmu<br /><br /><span style="font-style:italic;">Ingatkan aku..<br />Pujian adalah kematian perlahan<br /><br /></span>Jarak mungkin telah menjadi jembatan usia <br />Atau hanya sekedar penanda yang dihitung mundur <br />Oleh para pemahat tubuh-kata<br /> <br />Lantas menulisnya di atas podium penghormatan <br />Dengan sketsa-sketsa miniatur laku <br /><br />Tidaklah lebih menarik <br />Kata-kataKu di tubuhMu<br /><br /><span style="font-style:italic;">Jangan diam..!<br />Cambuk aku lagi Tuan </span><br /><br />Sby, 5 Maret 2011Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-50997224542094592362010-04-22T23:42:00.000-07:002010-04-22T23:59:46.340-07:00Remah Bulan Terbelah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhme7iRWMUaJgUu8u1SyocdSE5Z2x_pN9mDEoeu8YTM7FHxcaZGp5dx5WPCoZdz_jIj5DE7P6MZ6yvmumR4kgf1A0ywa4ax9J5pd2C5PXhQi5uezlE59dHWkAQQIGN2l3_2Hyt-/s1600/bln.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 239px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhme7iRWMUaJgUu8u1SyocdSE5Z2x_pN9mDEoeu8YTM7FHxcaZGp5dx5WPCoZdz_jIj5DE7P6MZ6yvmumR4kgf1A0ywa4ax9J5pd2C5PXhQi5uezlE59dHWkAQQIGN2l3_2Hyt-/s320/bln.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463223892605438722" /></a><br />picture by : Auroyo Ahmad <br /><br />Bulan tengadah, jenjang leher telanjang<br />Aku menanti jatuhnya remah remah mimpi, ayah<br /><br />Pada redup bulan terbelah, malammu ditikam sunyi<br />Aku lukis secarik senyum pada bulat matamu, ayah<br /><br />Surabaya, 23 April 2010Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-37456424.post-8301920924027959112010-04-17T22:19:00.000-07:002010-04-18T03:04:31.741-07:00Mata Muara Darah, Pinggul Merah SenjaMaka debu adalah ayat yang terlanjur berceceran<br />Pada tangkup senyum, terselip di lipatan wajah <br />Kau pemanggul dongeng malam<br /><br />Kisahmu adalah kerjap mata muara darah <br />Yang mengalirkan sungai sunyi<br />Juga keruh telaga di dada<br /><br />Kau tahu...<br />Akulah pejalan yang menggandeng mendung<br />Tinggalkan jejak-jejak angin<br /><br />Dan lenggok pinggul merah senjaku <br />Panggil petang, menghela resah terang<br /><br />Bersajak tentang pencari ujung cerita<br />Atau akhir sujud kembang rumput liar<br /><br />Akh... <br />Mata muara darah menelikung jarak<br />Ikatkan selendang hitam panjang<br />Pada pinggul merah senja<br /><br />Sby, April 2010Gita Pratamahttp://www.blogger.com/profile/08447763829790320756noreply@blogger.com1