Dari sudut langit, serupa roket
menebar percik-percik api, kembang bermekaran
Kuhitung bonggol - bonggol jagung
Dari muka-muka arang
Penyihir menyembur asap-asap bebal
Menebal semakin tebal...
Kembang-kembang do'a dari karung gembel
Apek dan kumal
Menadah remah sampah basah setahun kemarin
Langit serupa setapak lengang
Di antara kabut asap motor perempatan jalan
Tertunduk ujung ujung mesiu
Bersimpuh do'a yang tak juga tuntas
Meluncurkannya di pekat awan
Titik detik di jam dinding, lewatlah
Bulan pergi perlahan lewat sela-sela pagi
Angkapun meluruh seluruh, bersama darah
Penghujung 2008
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
No comments:
Post a Comment