Seketika halamanku menjadi begitu ramai
Gegap riuh kembang tertancap di reranting luka
Kesendirian,
Tentang gemericik rindu juga pekat pilu
Sekilas senyum menarik tubuh terburu
Jauh keseberang ikuti para pemburu
Seketika jendela rumah digedor angin
Memaksa jiwa jiwa ranum menari perih
Berlarian,
Pada kata aku telikung menuju muara kisah
Pendulum bergoyang, bertanya kemana
Dijejakkan langkah kembali melanglang
Seketika reriuh hujan berubah senyap
Menampar kenangan yang rikuh ketakutan
Tubuhku melekuk di kotak hias berenda
Sembunyikan diri, di bait bait bernada
Kebiri sebentar sepi, menuju ruang impi
Ubah seribu wajah lelucon
Berdongeng tentang mimpi
: Yang tak pernah dimiliki
Surabaya, 21 November 2009
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
No comments:
Post a Comment