Di hujan kedua
Aroma tubuh cumbui aroma tanah
Kusesapi ngilu malam gerah
Bulan terlalu sibuk berbenah
Langit pekat setengah tengadah
Tatapan sinis sepasang mata
Menyelinap di balik tirai jendela
Rerintih hujan,
Ingatkan aku pada ombak matamu
Ketika sisa mabuk tinggal sejengkal.
Di pelataran rumahku, dulu
Jengah berdiam, aku datangi sendiri pagi
Mengadu...
Kencang Berlari...
Tinggalkan dekapan kelam
Mengejar kau di balik pohon jati
Bonggol akar rapat, de javu basah
Sisa hujan di daun rindu yang resah
Pelukan gugurkan sumpah
Memburai ikatan kekang
Catat janji tentang hujan
Agar kau dan aku
Tak lagi tanam bibit bara
: Di sekat-sekat dada
Sby, 18 November 2009
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
No comments:
Post a Comment