--teruntuk guruku Sony De Bono
Anak itu menggenggam buku yang di sampulnya tertulis
"Jangan baca, buku ini meracuni"
Buku pemberian guru yang selalu berlari
Terkadang galak berdiri di ambang pintu
Sambil menatap jendela
Si anak merobek sampul buku
Kemudian melihat halaman pertama
Tertulis,
"Bacalah halaman selanjutnya"
Dari halaman ke halaman
Hanya gambar gelas bermacam warna
Dengan lukisan kuda-kuda tanpa pelana
Tapi semua gelas retak bagian dasar
Dan di akhir halaman buku tertulis
"Milik Guru yang Gagal menjadi Buku"
D-fivenet, 3 Nov 2008
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
6 comments:
Itulah misteri yang selalu terjadi di dunia ini. Terkadang bukan hanya guru tapi siapa pun. Aku juga pernah kacau. Ternyata dalam diriku ada fatamorgana. Bayang-bayangnya sampai membias dalam jejakku.Oleh itu maka kututup semua buku dan kusimpan di rak bathinku. Aku tak pernah lagi menyentuhnya.Tak pernah lagi.
ouw.. ouw.. pak irsyad. komentmu selalu bikin manggut.. manggut..
untungnya ak gk berjenggot. :p
Gut manggut manggut..manggut manggut....gut manggut manggut ayo kabeh podo ngelaut....ut laut laut laut laut laut....asu kowe.....aku ra ngerti seng diomongke...
dirimu menamaimu "manusia goblok" terimalah...!!
hahahaha...
Gak spenuhnya salah oknum gurunya sih.Kurikulumnya kan ganti2 terus.
akh golo.. tak mengerti juga kau? disini justru protes kenapa harus guru yang terhimpit. disalahkan, dicemooh, guru lagi.. guru lagi... jadi tumbal dosa. caci maki murid, pemerintah, orang tua. Gajinya berapa cing??? mereka manusia, mereka tak melulu harus menjadi "guru". liat saja kakang Catung si Guru "Gak Profesional"itu. huwahahahaha...
bukankah ini ironis??
Post a Comment