Perempuan itu hanya duduk saja dibawah pohon
Putrinya masih belum lewati gerbang sekolah
"Nak pulanglah...!" bisiknya pada daun
Peluk hangat hampir menjadi dingin
Suatu kali sang anak berkata
"Bu... jangan kau basahi pipimu!"
Perempuan itu masih menggumam
Tidak mati beku hanya mati ingin
Telan sedih di lipat kerut wajah
Dan ketika beranjak senja
Matahari tergelincir
Dingin menghambur
Perempuan itu bangkit
Memekik tinggi dalam dingin
"Anakku..!"
versi puisi dari cerpenku "Ketika Menjelang Senja"
1 comment:
puisinya agak mengharukan, namun munculnya kata jenaka seperti: "tergelincir", menawarkan suasana yang santai. kenapa haru sama seorang anak yang rindu sekolah dan tak mau pulang? hehehe.
Post a Comment