Cerita yang sengaja kuberai
Adalah kehendak menuju kebebasan diri
Setibanya aku di kota pertama
Di perjalanan menuju tempat menisankan kisah
Aku semakin tersesat pada warna hijau pekat
Tak ada, tak kutemukan sekat
Antara kenangan dengan tubuhku
Di mana bisa kumakamkan jiwa yang sekarat
Tiap sudut kota itu penuh jejak sajak, syahdu lagu dan lembut laku
Kematian datang tiba-tiba meninggalkan sayat yang dalam
Semakin tak berjarak dan semakin terasa lekat
Kuhirup udara suam bukit padang rumput
Ada yang semakin melumpuh dalam diri
Ingin yang semakin ringkih
Kulanjutkan lagi perjalanan
Di kota beraroma tembakau, hingga lelah makin terendus
Berharap menemukan pohon berkulit lepas
Agar nanti kutambalkan selembar cerita di sana
Payah, jejak itu kembali menguntit
sungguh yang ada hanya baumu
Keluk asap itu merasuk di dada penuh kenang
Aroma tembakau penuhi ruangan
Ketika kau bercumbu dengan kata dan mantra
Aku selalu cemburu pada kalimat kata dan puisi
Walau aku selalu siapkan secangkir seduhan kopi
Rokok dan kopi bagimu adalah bahan bangunan sempurna
Kepul dan keluknya seperti kata yang berputar liar di kepala
Pekat dan pahitnya menjadi tinta yang menjalar di pena
Lancarkan cairan tinta yang kadang laju tersendat
Rindu tabu itu membuai lagi sepi diri
Memburu waktu yang memutar-mutar ragu
Dikuburkan atau biarkan saja rubuh sendiri
Mengabdi pada muka duka yang bersemu kejam
Perjalanan, Oktober 2009
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
No comments:
Post a Comment