Inginnya aku mampir melipir di tepi pembaringanmu
Lantas petik satu satu butir liur yang dibuahi lelap
Menebas kutu di atas bantalmu, benahi mimpi
Tata ulang aku dalam memorimu
Tentang
Perempuan berwajah kusam dengan mata sembab
Bukan tersebab tangis tapi susuk pecahan kaca
Yang terselip di sudut mata
Inginnya aku merapikan seprai kasur kapuk
Penuh tinggi, ada yang kusut di kisah-kisah tidurmu
Samarkan mimpi hingga celah lelah terburai
Tentang
Kisah kita yang tak juga selesai, hari tanpa pagi dan siang
Dua puluh empat jam adalah malam. bukan karena matahari jengah
Tapi bulan begitu kuat menggagahimu di tiap detik
Sby,17 Mei 2009
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Catatan di sebuah peti
Lembar pertama,
Ketika tiba hari dibaringkan
ditutupnya peti, taburan bunga-bunga
Air mata-mata air tertinggal
Menjadi kubangan berjentik-jentik
Lembar kedua,
Kertas basah, pudaran kabut samar-samar luka
Isak sesak dada berserak serat cerita lama
Simpan kado kecil berpita ungu
Nisan tanpa prasasti janji
Lembar ketiga,
Di sinilah rimba tanpa desir, hanya silir lirih kata-kata
Tak juga ada berisik gesek-gesek daun
Hanya lenguh hujan do'a kecil
Dibisik-bisik sajak yang tak bertelinga
Sby, 16 mei 2009
Ketika tiba hari dibaringkan
ditutupnya peti, taburan bunga-bunga
Air mata-mata air tertinggal
Menjadi kubangan berjentik-jentik
Lembar kedua,
Kertas basah, pudaran kabut samar-samar luka
Isak sesak dada berserak serat cerita lama
Simpan kado kecil berpita ungu
Nisan tanpa prasasti janji
Lembar ketiga,
Di sinilah rimba tanpa desir, hanya silir lirih kata-kata
Tak juga ada berisik gesek-gesek daun
Hanya lenguh hujan do'a kecil
Dibisik-bisik sajak yang tak bertelinga
Sby, 16 mei 2009
Labirin
kita memutarinya diruas-ruas yang berbeda
jumpai rutukan pada jalur buntu
coreti dinding
memaki tak jengah ludah
sudah
kita memang berada pada lingkar yang sama
putari sesat berulang kali, saling menyusupi luka
hingga lelah mengaduk serak
langkah
3 mei 2009
jumpai rutukan pada jalur buntu
coreti dinding
memaki tak jengah ludah
sudah
kita memang berada pada lingkar yang sama
putari sesat berulang kali, saling menyusupi luka
hingga lelah mengaduk serak
langkah
3 mei 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...