:Pakcik Achmad
Lalu aku terburu menarik tali kendali
Karena delman laju teramat kencang
Sejenak memandang pekarangan sepi
Yang berjuntai akar rumbai puisi
Di sana seorang bapak tua dengan tubuh mungil
Dengan otot otot kaku dan mata yang binar
Memanggul pupuk, menjinjing ember berisi air
Mengerjap mata memainkan kata
Di rumahnya berpunggung landai
Aku sekedar menapak sepasang jejak
Sedangkan kudaku berteduh
Dengan kekang yang diikat pada pohon randu
Sembari menikmati suguhan rumput
Rupanya pesta meriah akan berlangsung
Di hari yang mulai senja
Tikar anyaman bambu tergelar
Bergambar potongan kue dengan cherry di atasnya
Ia lalu duduk bersila melanjutkan memilin akar
Untuk dijadikan tali ikat penguat rumah
Dan aku asyik menghitung berapa lembar uban di kepalanya
Pesta itupun riuh dalam dada walau sepi tanpa musik
Hanya gemerisik angin dan dengung jangkrik
19 Februari 2008
No comments:
Post a Comment