Pembaringan berhias nisan retak
Sebuah kematian atau keabadian yang lamat
Bumi menyaruku untuk segera rebah
Melapang dada mengisi syukur
Ini aku yang berlarian di antara bingkai-bingkai kosong
Dan lukisan samar tubuhku berloncatan di kotak-kotak masa
Menuliskan cerita tentang aku hanya aku
Menguik mengepak sayap selaksa camar
Terbang menari di atas hamparan laut
Sedang berpuisi atau meracau?
Akh entah yang kutahu ada sepasang mata
Diam-diam menguntitku
Setapak jejak pada petualangan
Hingga tiba nanti di ujung langlang luas
Sebuah hidup yang tak lagi hampa
Cerita ini bukan sebuah surat atau ocehan basi
Tapi hanya sekedar mantra yang tak tersusun rapi
Sby, 15 Agst 08
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
No comments:
Post a Comment