Sajak pertama turun seperti kabut
Lalu menjadi hujan tipis
Sejuk dihati
Terkurung terik matahari
Panas di ubun ubun
Sajak ketiga menyelimut emas
Berubah senja dengan angin dingin
Semilirnya memabukkan
Sajak keempat berubah malam
Temaram bulan semakin sendu
Teriring rindu
Sajak kelima di langit bintang
Tertinggal lolongan sepi
Menjadi gigil panjang
Di gerbang cinta
Terburai basah pipi
Sajak ketujuh, kedelapan dan seterusnya
Tidur panjang menunggu kabisat
Sambil berkhayal sajak cinta kedua puluh delapan
Macul, 16mei07
2 comments:
pusinya good, karangan ndiri yach.... kreatif
makasih.
iya aku nyusun sendiri.
Post a Comment