Biarkan hujan...!
Turunlah hujan..!
Jangan terus kau gantung mendung
Terlalu lama di atap rumahku.
Oh.. Lihat,
Di lingkar lehernya telah memar
Terjerat kekang langit yang mengabu
Jatuhlah hujan...
Jangan sungkan...
Biarkan berdenting di atas atap
Juga mengetuk jendela kamarku
Terlalu sepi siang ini
Biarkan telur telur sunyi,
Pecah
Prang......
Membelah Sang langit wingit
Biarkan basah..
Biarkan jatuh..
Biarkan menderas
Biarkan dua bocah telanjang
Di jalanan depan rumah
Menari meliar kilatan petir
Jatuhlah menirai
Biarkan runtuh
Dan semesta bersorak sorai,
Setubuhi dinginmu
Surabaya, 22 Januari 2010
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...
No comments:
Post a Comment