Menguar aroma djisamsoe
Ingatan pada bibir aroma alkohol
Cerita diam bergerak di kerak luka
Juga denting nada
Jejari lentik balawan
Gitar yang riuh tanya
Cerita yang tak juga bertemu
Jawab, merekahkan jengah
Biar malam melumatku
Gantungkan bulan
Separuhnya bintang
Berlarian
Membingkai ingatan miris
Ketika hujan ritmis
Roh terperangkap tanda
Perjalanan di lesung tanya
Tentang lelaku waktu
Tentang helai helai ragu
Surabaya, 5 Januari 2010
"Terbata berkata-kata, mengucapkan syukurpun dieja. Menggagap kata, mulut kelu hingga mata hampir saja enggan berkedip. Segala proses beku membatu, di bening abjad pun sering mengeluh."
Siluet malam dan deru mesin
Malam telah berbingkai
Bulan redup bintang meletup
Nyanyikan nada yang lirih
Dengungmu di dingin telingaku
Dua hati berdekapan di atas bak pick up
Siluet sunyi dideru mesinmesin
Rindu tereja dikubangan pilu
Biarkan semakin tenggelam
Aku berkata "kisahkan nanti"
Nikmati saja semua
Dalam pelukan sepanjang malam
Menari dengan irama riuh di dada
Berdansa putari sudut sudut kota
Aku berkata "Kisahkan nanti"
Seketika gelap
Kau membawa cahaya
Seketika pekat
Kau membawa tongkat
Simpan jengah ke sebuah kotak
Bak pick up dan deru mesin
Tubuh kita rubuh diguncang kenangan
Surabaya, 2 Januari 2009
Bulan redup bintang meletup
Nyanyikan nada yang lirih
Dengungmu di dingin telingaku
Dua hati berdekapan di atas bak pick up
Siluet sunyi dideru mesinmesin
Rindu tereja dikubangan pilu
Biarkan semakin tenggelam
Aku berkata "kisahkan nanti"
Nikmati saja semua
Dalam pelukan sepanjang malam
Menari dengan irama riuh di dada
Berdansa putari sudut sudut kota
Aku berkata "Kisahkan nanti"
Seketika gelap
Kau membawa cahaya
Seketika pekat
Kau membawa tongkat
Simpan jengah ke sebuah kotak
Bak pick up dan deru mesin
Tubuh kita rubuh diguncang kenangan
Surabaya, 2 Januari 2009
Lelaki Tua dan Hutan Buatan
: Pak Wal
Selalu ada rintik hujan
Di hutan kecil buatan ini.
Juga irisan bonggol tangis
Karna ingin tak juga sampai
Menyepi dalam diri
Percakapan tak juga usai
Antara aku dan kau
Antara anjing dan sang tuan.
Sesapi tanya diri
Pahat lekuk-lengkung rerupa
Terbuai pantulan wewarna cermin
Menipu ribuan tanda
Dan di sana tersekat
Pagar rimbun rambatan akar
Membingkai luasan laut
Ombak menderu pelan
Silir lirih di telinga
Begitu riuh yang lirih
Tanpa tombol putar volume
Begitu saja berulang-ulang
Juga lembaran daun tanya
Penanda
Yang tak jua habis terpetik
Dari reranting pohon tua
Yang selalu resah
Oleh-oleh dari jepara, 31 Des 2009
Selalu ada rintik hujan
Di hutan kecil buatan ini.
Juga irisan bonggol tangis
Karna ingin tak juga sampai
Menyepi dalam diri
Percakapan tak juga usai
Antara aku dan kau
Antara anjing dan sang tuan.
Sesapi tanya diri
Pahat lekuk-lengkung rerupa
Terbuai pantulan wewarna cermin
Menipu ribuan tanda
Dan di sana tersekat
Pagar rimbun rambatan akar
Membingkai luasan laut
Ombak menderu pelan
Silir lirih di telinga
Begitu riuh yang lirih
Tanpa tombol putar volume
Begitu saja berulang-ulang
Juga lembaran daun tanya
Penanda
Yang tak jua habis terpetik
Dari reranting pohon tua
Yang selalu resah
Oleh-oleh dari jepara, 31 Des 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)
Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura
Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...
-
Berkata senja pada pagi "Aku lelah menjadi sesudahmu" Dengan tangisnya yang luruh "Aku ingin menjadi kamu" Waktu lama me...
-
Bagaimana bisa aku bercakap-cakap sedangkan ruangan ini begitu kecil dan kau melayang-layang di luar sana Bagaimana aku me...