Ketika itu Panen

Waktu panen tiba

Semua bersorak

Matahari pun berdendang


Angin meniupkan suling

Senja menabuh gendang


Jarit emak menari nari

Kantong bapak berteriak


Pesta…. ladang berpesta

Suguhan tuak hangat

Dan ketan goreng

menjadi lengkap


“Akhirnya SPP lunas terbayar”

Batin si sulung


“Mak.. baju baru ya?”

Rengek si bungsu


Padahal di rumah

Dapur termangu


tangsi, 260107

Jeruji

cumbu tikus dan kecoa
bersaksi disudut ruang

terdendangkan sepi
ingatkan hati perih

dinding itu beku
bicara saja dingin

matahari tak di ijinkan menjenguk
hanya sebagian yang diperbolehkan
paling sebatas uluran sinar

kusakiti tembok
dengan coretan puisi

agar mereka tau
aku sekarat

201206

Pakde Rambutmu

: Hasan Aspahani


Pakde rambutmu..
Banyak dongeng tersimpan
Dari rambut maya, rambut luna sampai rambut mulan

(ku tunggu kisah rambut tukul)

Setiap hari menjumput cerita
Tentang isak
Juga tentang gerhana

Riuh sekali pasti disitu
Banyak busik, banyak musik
Banyak luka, banyak pesta

Jika aku diundang
Pasti akan datang dengan selendang


Pakde rambutmu…
Sawah terhampar dengan gubuk ditengahnya
Deras arus sungai menyelinap di ulir ubun ubun


Rumah berpekarangan dan pagar bambu
Tetangga yang berseragam kain jarit
Cletong kebo berserak tanpa permisi

(Juga sepeda kebo yang lugu)


Sepeti lukisan di ruang tengah rumahku


Andai berumah disitu
Tak perlu aku rindu kampung

penghantar tidur, 250107

Milikmu yang Tertinggal

Aku tersungkur
Lututku tergetar
Mengeja nama
I B U

Ini sujudku
Mengurung air mata
Menyurut dosa

I B U

adalah B U I

Peluhmu
Berujud tangisku
Mengiba lembut bahumu

Kukirim surat ini ibu

Milikmu yang tertutup
Asap dapur


240107

Matahari dan Sepatu (milik Dedy T Riyadi)

: gita pratama

sejak pagi matahari telah bermain
dengan bayang-bayang
orang, pepohonan, tiang listrik,
dan mobil lalu lalang

kadang kalau letih, dia akan
bermain petak umpet di antara
gedung-gedung menjulang

menjelang senja kulihat air matanya
merah di ujung kalut laut, mungkin
sepatunya hilang di tengah jalan



makasih om ded atas sepatunya.

Terbang Miring

: Malaikat Cacat


Malaikat cacat entah sedang berkunjung dimana

Sayapnya patah sebelah matanya lubang sebelah

Porakporandai awan yang lama abu abu


Malaikat cacat tanpa sayap pengganti

Tanpa kornea langkahnya miring

Terbang rendah hingga menyerah kemudian

170107

Rindu Dulu

Bulan ringkih

Membawa pesan mimpi

Sekedar kecup mesra

Dan sebait sajak


Ditetes embun menitik rindu

Sunyi menyesap pilu

Inikah rindu?

Yang terkabar dulu


Rumah, 120107



Ilalang VS Matahari

Ilalang berseri

Matahari sendiri


Berbasah basah dihujan tipis

Matahari sibuk mengintip


Ilalang girang

Tak lagi kering


Asyik saja bercumbu

Bunga menebar madu


Dalam hati

Matahari cemburu


Matanya awas mengintai

Menitik sedih


Matahari mendung

Macul,120107

Pesan ini sampaikan


Malam ini aku pulang

Sediakan yang paling lezat


Secuil mimpi

Setangkai kembang

Dan semangkuk sop panas


Sekarang masih diperjalanan pulang

Setelah lelah berpetualang

“Sampai nanti sayang!”


Macul,120107

Vas

Masihkah vas itu berisi air?

Tanpa bunga didalamnya

Maksudmu agar tak kering

Tapi tetap saja gersang


Sudah kupetik bunga

Warna ungu pastinya


Besok aku tiba

Vas itu pasti terisi

Mungkin juga hatimu


Macul, 120107

Tidak ada Syair

Tlah kusimpan syair untukmu

Sejak berbulan bulan yang lalu


Hingga tak sengaja saking lusuhnya

Berubah jadi kertas pembungkus


Jika sekarang kau mau

kujanjikan lain waktu


Kali ini

Dengan cinta yang tak berlebih

macul, 070107

siap mampus

geram gerutu
garam cerutu

sudah siap mampus?

kepala pecah
terburai dosa

yakin sudah siap?

ombak menjambak
langit menggigit

pasti sudah siap!

macul,110607

Besok Datang Lagi

Biarkan pintu depan terbuka
Agar aku tak usah
Payah menyelinap di jendela

Makan malam untukmu
Kusiapkan di sisi tempat tidur
Berhias seikat kembang ungu

"Selamat Malam,sayang."
Besok aku datang lagi

Anggap aku mimpi
Yang mampir
Saat rindu dikebiri

macul, 090107

Di Ujung Tanduk

Kau tertunduk
Menghujam derai air mata

Angin datang menbawa galau
Mengacau helai rambut
dan tirai tipis ranjangmu

Luka menyapa malam itu
Kau hanya senyum malu

Habis masa
Habis asa

Selewat petang
Kau tulis pesan

"Selamat tinggal bayang..!"

Pembelaan Hawa

Hei adam...
Jangan tuding aku
Penyebab dosa
Karena nafasku dari paru parumu

Jangan tunjuk aku penyebabnya
Jika nafsumu memburu
Karena aku tidak pernah lari

Jangan salahkan aku
Jika kau petik buah kuldi
Karena aku dari tulang rusukmu

Bulan itu Harusnya Menyingkir

: Lelaki Muram Pembelah Bulan

Risauku menggelayut
Menatap heran
Kaca di atas meja rias

Selarut ini
Tiba tiba bulan membias
Mengusik bait bait kenangan

Seingatku aku telah menghujamnya
Dengan potongan kaca kata

"Aku bukan Pelacur!!"

Lalu ia redup seketika

Sejak itu kisahnya
Berubah Menjadi Kabut

kamar, 3januari07

not connected

ZZZ..zzz..zzz
akh..akh..akh..
ger... ger.. ger...
brezzz. brezz..

mbrebet... bet.. bet...

maaf...
sementara otak
dalam perbaikan
segera Instal ulang


1januari06
(Aduh......kaki kena paku...!!!)

Omongomong embek

Bosen banget ya..!

Malam ini nunggu kematian

Kenapa tidak sekarang aja?


Geblek..

Ketentuannya begitu

Baru besok perayaannya

Hari kematian massal


Lahap saja sekarang

Biar besok mereka pada puas

Perut isi Tai

mbek.. mbek.. mbek...


Tidur jangan malam malam

Biar tangguh didepan pisau


sukur sukur bisa beri hiburan

Menari nari

Dengan leher terpotong


udah akh... capek nih!

Tolong petromak dimatikan

Mau persiapan

mbeeeeekk........!!!!!!!!!!!!!

“Sampai jumpa dalam kakus”


1januari06

(Percakapan segerombolan kambing di kandang dekat rumah tgl 30 des06)

Lelaki Kecil dengan Punggung Kura - Kura

Lelaki kecil berjalan meniti tepi jalan sambil menggandeng bapak Ingus yang naik turun ia biarkan sambil mengingat hitungan mundur Tangan la...